Gerakan Literasi Ma’arif NU

Sejak tahun 2017 lalu Lembaga Pendidikan Ma’arif NU mencanangkan program literasi. Muncul bersamaan dengan penyelenggaraan rapat kerja nasional (Rakernas) di Kota Bandung, Jawa Barat, program literasi bukan sekadar sebagai upaya memberikan gambaran kepada siswa tentang perkembangan sains dan teknologi sebagai trend negara-negara di dunia. Program gerakan literasi bagian tak terpisahkan mewujudkan generasi emas 2030. Selain dari itu, literasi juga sebagai implementasi Nawacita Presiden Joko Widodo.

Sekretaris LP Ma’arif NU Harianto Oghie mengatakan, program Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) NU muncul sebagai artikulasi Ma’arif NU dalam memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat revolusioner dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan tersebut bagaimanapun telah merubah pola hidup (life style) mampu diterjemahkan oleh Ma’arif NU menjadi sebuah aksi yang dilakukan secara massif di berbagai sekolah dan madrasah di lingkungan Ma’arif NU.

Artikulasi ilmu pengetahun dan teknologi menjadi tuntutan bagi Ma’arif NU sebagai lembaga yang menaungi pendidikan yang tersebar di seluruh Nusantara. Ma’arif NU memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan trend global sebagai dampak inovasi-inovasi yang dilakukan para ahli di dunia saat ini. Lembaga pendidikan di bawah Ma’arif NU tersebar mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas bahkan sampai Perguruan Tinggi/Universitas, jutaan keluarga Indonesia mempercayakan pengembangan pengetahuan.

Artinya, tanggung jawab tersebut makin tak dapat dihindari manakala melihat generasi muda yang menjadi keluarga besar Ma’arif NU yang jumlahnya mencapai jutaan jiwa. Bahkan jumlah ini cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring kualitas yang terus dilakukan oleh pemangku sekolah/madrasah di lingkungan Ma’arif NU (lihat: jumlah satuan pendidikan Ma’arif NU).

Antusiasme masyarakat terhadap sekolah/madrasah Ma’arif NU merupakan geliat positif yang terus dijaga oleh pemangku pendidikan di lingkungan Ma’arif NU. Geliat tersebut dapat dilihat pada event-event nasional yang diselenggarakan oleh Ma’arif NU seperti Pergamanas, Perwimanas, dan terakhir Porsemanas yang selalu mendapat sambutan hangat oleh siswa/i Ma’arif NU.

“Dalam 2 tahun terakhir saja Ma’arif NU telah menyelenggarakan kegiatan berskala nasional 2 kali, yaitu Perwimanas di Magelang dan Porsemanas di Malang Raya. Dalam 2 kegiatan skala nasional ini siswa/i Ma’arif dari berbagai pelosok Nusantara datang. Tahun depan Ma’arif NU masih akan menyelenggarakan Pergamanas di Lombok,” tegas Ketua LP Ma’arif NU KHZ Arifin Junaidi.

Seiring antusiasme masyarakat tersebut, LP Ma’arif NU pun mencanangkan program literasi di lingkuan pendidikan Ma’arif NU. Gerakan literasi ditetapkan pada tahun lalu seiring penyelenggaraan Rakernas Ma’arif NU di Kota Bandung, Jawa Barat.

Menurut Arifin Junaidi, gerakan literasi selain respon kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, juga menjadi salah satu instrumen Ma’arif NU mewujudkan mimpi-mimpi tentang generasi-generasi emas di 2030.

GLM bukan sekadar upaya mendekatkan siswa dan buku, membiasakan kegiatan membaca dan menulis, melainkan juga Ma’arif NU melatih kemampuan siswa/i mengakses, mencerna, dan memanfaatkan informasi secara cerdas.

Pertama, literasi finansial. Menurut Arifin Junaidi bahwa program literasi finansial diselenggarakan tahun lalu oleh Ma’arif NU. Penyelenggaraan literasi finansial sebagai hasil kerja sama dengan Bank Indonesia merupakan upaya mengenalkan ilmu-ilmu keuangan kepada siswa. Beberapa ahli dari Bank Indonesia dan Kapolda Metro Jaya hadir. Begitu juga sejumlah tokoh NU.

“Literasi finansial di selenggarakan di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Yogyakarta untuk siswa/i tingkat SMA/SMK/MA. Respon siswa sangat positif. Mereka merasakan memperoleh ilmu-ilmu yang tidak diperoleh di bangku sekolah,” sambung Arifin Junaidi.

Kedua, literasi digital. Arifin Junaidi menjelaskan, literasi digital terselenggara berkat kerja sama dengan salah satu perusahaan multinasional Huawei. Menyasar pada siswa/i tingkat SMA/SMK/MA di Jabodetabek, literasi digital berlangsung dalam sepekan dengan pindah-pindah lokasi. Memasuki ke-13 literasi diselenggarakan di Madrasah Aliyah (MA) An-Nur Bekasi.

“Program literasi digital ini juga pesertanya para siswa/i SMA/SMK/MA. Bedanya, literasi digital kali ini hanya mencakup siswa/i di wilayah Jabodetabek. Jadi (literasi digital) jangkauannya lebih kecil dibanding literasi finansial yang diselenggarakan Ma’arif NU tahun lalu,” sambung Arifin Junaidi.

Ketiga, literasi membaca dan numerasi. Literasi ini baru akan diselenggarakan oleh Ma’arif NU. Terselenggara atas kerja sama dengan Inovasi Kedubes Australia, literasi membaca dan numerasi fokus siswa/i tingkat SD/MI sebagai merupakan upaya untuk mendekatkan siswa dan buku.

“Kita akan merancang sudut baca kelas, lingkungan kaya literasi dengan hadirnya pojok baca di lingkungan sekolah/madrasah, revitalisasi perpustakaan, dan pembangunan perpustakaan baru untuk menunjang pembelajaran,” sambung Arifin Junaidi.

Program literasi membaca dan numerasi akan melibatkan aparatur pemerintahan, pegiat literasi, akademisi, komunitas literasi, perpustakaan daerah, taman bacaan masyarakat, LSM, dan dunia industri. Selain itu tak kalah pentingnya keterlibatan Dinas Pendidikan/Kemenag Provinsi, Dinas Pendidikan/Kemenag Kabupaten/Kota, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan pengawas.

Dengan GLM, Ma’arif NU berharap tumbuhnya budaya baca di lingkungan sekolah/madrasah Ma’arif NU, pun mendorong minat baca masyarakat Indonesia. Kita meyakini bahwa masyarakat yang memiliki karakter kuat sebagaimana salah satu tujuan Nawacita Presiden Joko Widodo akan ditopang kuat oleh generasi muda yang memiliki budaya baca.

LP Ma’arif NU akan selalu berada di garda depan mewujudkannya dengan program-program berskala lokal dan nasional.