Madrasah Darurat Pertama Ma’arif NU Digelar di Ponpes Nurul Yaqin

Lombok – Ma’arif NU. Gempa susulan yang terjadi pada malam Senin (19/8) tidak membuat tim Trauma Healing Ma’arif NU mundur. Meski sempat membuat panik, keluar dari tempat penginapan, gempa susulan tersebut tidak lantas mengurungkan niat untuk menghibur para korban gempa.

Bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Yaqin Malaka, Pemenang, Lombok Utara, program trauma healing pertama untuk korban gempa Lombok digelar. Perasaan was-was karena khawatir kembali terjadi gempa susulan seketika hilang. Tekadnya untuk menghibur para korban gempat sangat bulat. Madrasah Darurat untuk trauma healing Ma’arif NU pun dapat diselenggarakan.

“Pagi ini (Senin, 20/8) memulai Sekolah Darurat untuk anak-anak terdampak gempa Lombok di PP Nurul Yaqin,” ujar Ketua LP Ma’arif NU KHZ Arifin Junaidi.

Dalam sambutannya, Arifin Junaidi mengatakan, dampak psikologis akibat gempa bumi terutama dirasakan oleh anak-anak. Dampak tersebut adalah menyangkut kondisi trauma mental yang sangat serius.

“Anak-anak menunjukkan gejala-gejala perilaku aneh seperti susah tidur, rasa takut yang berlebihan, diliputi kecemasan, murung, menangis, takut masuk rumah, tidak mau tidur di dalam rumah, stres, depresi, dan seterusnya,” ujar Arifin Junaidi.

Kondisi traumatik pada anak dapat digolongkan dalam dua hal, tingkat ringan dan berat. Disebut ringan karena anak tidak kehilangan anggota keluarganya. Sementara berat adalah anak yang kehilangan anggota keluarganya karena orang tuanya meninggal dunia karena gempa.

Bagi anak-anak yang mengalami traumatik ringan berbeda penanganannya dengan yang mengalami traumatik berat.

Beban psikologis inilah yang menjadi target utama Ma’arif NU melalui program Madrsah Darurat untuk Lombok. Ma’arif NU merasa terpanggil untuk memberikan penyembuhan melalui cerita-cerita segar dan permainan-permainan yang menghibur.

Pada trauma healing pertama yang digelar di Ponpes Nurul Yaqin, para peserta yang masih muda belia tersebut begitu semangat menyimak cerita-cerita dan permainan yang disampaikan Kak Iman. Mereka tersenyum bahkan tertawa lepas, seolah tidak ada beban dalam diri mereka.

Madrasah Darurat Ma’arif NU berikutnya digelar di Ponpes Bayyinul Ulum Santong Kayangan, lalu di Ponpes Assyafi’iyah Manggala Pemenang, kemudian di MTs Syamsul Huda Lekok Gangga, setelah itu di SMA Al Ma’arif Darussalam Rempek Gangga, dan berakhir di MTs Nurul Yaqin Teniga Tanjung.

Semoga anak-anak korban gempa Lombok cepat menghilangkan beban psikologisnya, kembali hidup normal, dan menatap masa depannya.